Sejarah Pendidikan di Poso

Albert Christian Kruyt 1892
Dunia pendidikan  dimulai seiring dengan masuknya bangsa Belanda di Poso.
Albert Christian Kruyt sang misionaris dari Nederlandsch Zendeling Genootschap atau di singkat NZG  Belanda , juga adalah seorang antropolog. Sekitar 17 Tahun dia melakukan penelitian antropologi di Poso. Tahun 1892 misionaris ini tiba di Poso di daerah Mapane Poso Pesisir dan menemukan masyarakat disitu telah memeluk agama islam. Beliau kemudian pergi ke pedalaman menjumpai Suku Pamona sub etnis Pebato.. 17  tahun kemudian barulah beliau melakukan baptisan yang pertama di tana Poso pada tahun 1909 dengan membaptis dua orang bangsawan yakni Papa I Wunte dan Ine Maseka.
Sekolah Rakyat pertama di kasiguncu Poso 1908
Sebelum melakukan pembaptisan Albert Christian Kruyt mendirikan Sekolah Rakyat tahun 1908 di Kasiguncu daerah distrik Pebato. Atau Kecamatan Poso Pesisir saat ini.
Setelah pembaptisan pertama,kebiasaan untuk mengayau dan melakukan ritual agama suku,tidak serta merta hilang.
Karena keadaan inilah sehingga Albert Chistian Kruyt mendirikan sekolah dengan harapan generasi yang akan datang tidak akan mengikuti jejak para pendahulunya. Dalam mengembangkan misi agama Albert Christian Kruyt di bantu oleh Nicholas Adriani seorang yang juga ahli dalam bidang ilmu etnografi serta seorang Pendeta yang bernama Hoffman  yang bekerja di wilayah pamona. sedangkan di wilayah Pekurehua dan Behoa ada pendeta Ten Kate, Wilayah Bada atau Lore Selatan adalah misionaris Jacob Woensdregt.Tenaga Pengajar di datangkan dari kota Menado untuk mulai mengajar di Sekolah Rakyat di Kasiguncu Poso.
H.Kolondam bersama keluarga guru pertama orang Minahasa di Poso 1908
Salah seorang guru yang awal-awal di datangkan adalah Bapak H. Kolondam,seorang guru dari suku Minahasa Sulawesi Utara
Anak didik dari sekolah rakyat ini beragam,dari putra-putri bangsawan sampai dengan rakyat jelata. Misi pendidikan ini juga bertujuan politis yakni menciptakan kaum terpelajar yang bisa bekerja sama dengan Pemerintah Belanda. Pada saat itu memang banyak bangsawan yang menentang Belanda. Perlawanan-perlawanan itu dapat dikalahkan oleh Belanda.
Sekolah Rakyat di Doda Lore Tengah 1911
Pemilihan Kasiguncu sebagai tempat mendirikan sekolah adalah karena Kasiguncu dekat dengan pusat Kota Poso yakni Mapane.Jaman itu Belanda membagi dua Sulawesi Tengah yakni Onder Afdelling Poso dan Onder Afdelling Donggala.Residen Poso membawahi Ampana Tojo,Luwuk Banggai dan Morowali dibawah kontrol pemerintahan Belanda yang ada di Manado. Kemudian para misionaris itu mendirikan sekolah-sekolah yang sama di beberapa wilayah di Kabupaten Poso.
Murid Sekolah Rakyat
Guru-guru yang di datangkan dari Minahasa juga merangkap tugas sebagai  pendeta di komunitas dimana mereka di tempatkan.
Kweekschool di Pendolo 1915
Tak heran kemudian di hampir seluruh pelosok Kabupaten Poso ada banyak keturunan guru-guru Minahasa ini.. Sebagai sebuah Residen Poso membutuhkan lebih banyak tenaga terdidik. Sehingga kemudian Pemerintah Belanda mendirikan Sekolah lanjutan di daerah pinggiran Danau Poso yakni Desa Pendolo kecamatan Pamona Selatan. Tamatan-tamatan sekolah ini yang kemudian di rekrut oleh Belanda untuk menjadi guru,pendeta atau pegawai Belanda. Anak-anak yang dinilai memiliki bakat dan kepintaran yang baik di kirim ke Manado atau jawa untuk melanjutkan sekolah disana.
Sekolah Rakyat di Tentena
Penulis Jimmy Methusala




Comments