Perlawanan Rakyat dan para Bangsawan melawan Belanda

Kedatangan Belanda ke Poso menuai perlawanan. Beberapa bangsawan lokal yang tidak setuju dengan kebijakan pajak yang di terapkan. Belanda menerapkan pajak hasil hutan atau Blezting, Masyarakat menyetor pajak dalam bentuk hasil hutan seperti rotan dan damar.
Surat Kabar yang Menulis tentang lolosnya Tabatoki 1907
Di wilayah Suku Pamona perlawanan melawan Belanda di pimpin oleh Ta Batoki seorang bangsawan yang menolak membayar pajak kepada Belanda. Dia dengan sekitar 35 orang pengikutnya melakukan pemberontakan melawan Belanda.
Perang ini di mulai pada Tahun 1905. Ta Batoki melakukan taktik perang gerilya. Penyergapan-penyergapan terhadap serdadu Belanda masif dilakukan oleh Ta Batoki dengan pengikutnya.
Tahun 1907 Belanda melakukan penyergapan terhadap Ta Batoki tetapi dia berhasil lolos. Peristiwa ini membuat heboh pemerintah Belanda dan berita ini dimuat pada koran yang terbit di Belanda.
Penangkapan Umana Lolo di Pekurehua 1909
Istri Ta Batoki dan beberapa pengikutnya ter tangkap oleh belanda pada penyergapan ini. Pada bulan Juni Tahun 1909 dalam keadaan sakit, Ta Batoki tertangkap oleh Belanda di pinggiran sungai Poso. 10 hari kemudian dia meninggal dalam tahanan penjara Belanda. Kabar yang beredar Ta Batoki menolak bekerjasama dengan  Belanda dan melakukan mogok makan.
Dipinggiran danau poso perlawanan melawan Belanda di pimpin oleh seorang bangsawan bernama Tampayau. Diduga perlawanan ini terjadi akibat dari serangan Belanda terhadap tempat yang di duga masih menjalankan ritual agama suku. Tempat itu sebuah wilayah yang dinamakan Tando Kasa.
Umana Lolo dan keluarga 1908
Tampayau berhasil ditangkap. Dalam perjalanan membawa beliau ke Poso,di sebuah tempat di pinggiran danau poso yang bernama Tando Bone,Tampayau berhasil melepaskan diri dan melakukan perlawanan seorang diri. Dia tewas di tempat itu.
Di wilayah suku Pekurehua Lore perlawanan melawan Belanda di picu akibat pengejaran Belanda terhadap tiga orang Suku Pekurehua yang menyerang dan merampok Toko Dagang di wilayah Tambarana pada April 1904. Toko Dagang ini adalah sekutu dari Belanda.
Beberapa kali Belanda menyerang ke wilayah Pekurehua,tapi penyerangan tersebut dapat digagalkan. Belanda kemudian menggunakan taktik untuk pura-pura berunding. Belanda mengutus tentaranya yang di pimpin oleh Liutenant Badings untuk berunding dengan To Pekurehua yang di pimpin oleh Umana Soli.
Dokumen penunjukan penguasa suku -suku di Poso oleh Belanda
Peristiwa itu terjadi pada tanggal 16 Oktober 1907. Belanda menyergap para prajurit Pekurehua. Dan terjadilah pertempuran. Menurut catatan Belanda 20 orang suku Pekurehua Tewas termasuk pemimpinnya Umana Soli. Sementara di pihak Belanda 4 orang tewas dan 20 orang menderita luka berat.
Setelah perang ini Belanda melakukan penangkapan-penangkapan terhadap bangsawan yang lain dan dengan mudah mereka menguasai Pekurehua atau Napu.
Setelah hampir semua tempat dan suku dikuasai Belanda mereka kemudian menunjuk para bangsawan yang dapat bekerjasama dengan mereka di seluruh wilayah Poso.

Penulis Jimmy Methusala.

Comments