Struktur Sosial Masyarakat Poso Masa Sebelum dan Sesudah kedatangan Belanda

Pada jaman sebelum kedatangan bangsa Belanda masyarakat tradisional poso hidup dalam kesatuan-kesatuan kelompok keluarga atau Klan. Mereka membentuk kesatuan keluarga dalam sebuah wilayah yang di sebut Lipu atau Kampung.
Para Kabose atau Bangsawan Poso
Struktur masyarakatnya sebagai berikut. lapisan paling atas adalah para Kabose atau Kaum Bangsawan..Mereka memegang Kekuasaan mutlak. Kekuasaan Eksekutif,Legislatif,maupun Yudikatif. Lapisan berikutnya adalah kaum menengah yang biasanya di sebut Ta'u Madago masyarakat biasa atau disebut Ta'u Sondo. Kemudian para Watu'a atau budak belian.
Posisi penyeimbang para kabose di Jabat oleh orang-orang yang di percaya untuk melakukan  ritual agama suku yakni para imam atau pendeta agama Suku, yang di pimpin seorang Tadu
 Wurake.
Para imam ini juga banyak dari kalangan bangsawan,tetapi ada juga dari masyarakat biasa yang masuk dalam kelompok ini,
,jika dia di anggap mampu berkomunikasi dengan roh-roh para nenek moyang. Atau roh-roh penguasa Alam. Ada juga prosesi yang harus dia lakukan untuk bisa menjabat sebagai imam agama suku.
Jika seorang bangsawan meninggal dunia para budak atau tawanan perang akan ikut dibunuh juga dengan keyakinan arwah mereka akan menemani sang bangsawan di dunia yang lain. Banyaknya jumlah yang budak atau tawanan yang di bunuh berdasarkan tingkatan atau status bangsawan tersebut. Semakin tinggi statusnya semakin banyak orang yang akan di korbankan.
Jimat Pada Benteng Desa Lamba Pekurehua Napu
Terkadang ada kejadian di dalam sebuah klan dalam memperebutkan posisi pemimpin. Jika seseorang memiliki klan yang lebih besar dan banyak,dia akan memcoba untuk menguasai Lipu tersebut. Jika hal tersebut tak mampu dia lakukan maka dia beserta Klannya akan meninggalkan Lipu atau Kampung Tersebut dan mendirikan Lipu yang baru.
Sebuah Kebiasaan saling mengayau untuk mengambil kepala manusia berpengaruh pada pemilihan tempat, untuk mendirikan Lipu. Perbutuan Kepala manusia ini yang menyebabkan sebuah Lipu  di pagari dengan  tumbuhan (biasanya rumpun Bambu) juga dari batu-batu yang disusun atau yang memang sudah ada di lokasi itu. Pagar ini berfungsi sebagai benteng.
Pada benteng tersebut di gantung atau di tancapkan jimat-jimat yang berbentuk patung atau simbol-simbol yang lain. Jimat-jimat ini di percaya dapat menolak bala,maupun mencegah serangan musuh. (Lipu tidak terlihat oleh musuh).
Masyarakat biasa yang memiliki ketrampilan berperang bertugas untuk menjaga Lipu,jika tidak sedang berburu atau berladang.
Awal 1900 an Belanda masuk dan menundukan para kaum bangsawan,. Para bangsawan yang melawan mengalami pembunuhan maupun pengasingan. Para bangsawan yang tersisa  harus bekerja sama dengan Belanda.
Kaum Budak atau Watu'a

Sebagian masyarakat biasa di sekolahkan oleh Belanda untuk menjadi Pendeta membantu pekerjaan misionaris Belanda,yang lain di didik untuk menjadi guru juga menjadi pegawai belanda.
Kaum terpelajar inilah yang kemudian menggeser peran-peran para bangsawan di masyarakat Poso.
Inilah sedikit gambaran tentang struktur sosial masyarakat poso sebelum dan sesudahnya masuknya Belanda.


February 2017 Penulis Jimmy Methusala


Comments